Tuesday, 13 May 2014

SOLIDITAS


KOMPOL  BERIDIANSYAH, S.H., M.H.
KASUBBAG RENMIN SATUAN BRIGADE MOBIL POLDA JAMBI


ABSTRAK

Soliditas ini bisa diwujudkan dengan suatu sikap memiliki dan sikap disiplin anggota polri sendiri, perlu kita pahami bersama bahwa disiplin adalah harga mati yang harus kita punyai dalam setiap napas dan sanubari insan bhayangkara sebab tanpa adanya disiplin kita sulit untuk menciptakan soliditas terhadap institusi ini, sebab Polri ini adalah menjadi tanggung jawab anggota Polri sendiri untuk tetap dipercaya masyarakat dalam menegakan keamanan dan ketertiban dan melindungi masyarakat dari berbagai macam ancaman dari para pelaku kejahatan.

 I.          Pendahuluan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan bagian dari Criminal justice system (CJS) yang langsung menyentuh kepada sendi-sendi dan norma-norma yang ada didalam kehidupan masyarakat, Polri menjadi Garda terdepan dalam penegakan hukum dengan jumlah personil dan kekuatan organisasi yang solid maka Polridiamanatkan oleh undang-undang untuk mengawal dan menegakkan kedaulatan hukum dinegara Republik Indonesia, anggota Polri terus melakukan upaya-upaya untuk memberikan rasa aman ditengah-tengah masyarakat dengan terus melakukan inovasi-inovasi untuk mencari solusi dalam mencegah terjadinya kejahatan serta menurunkan angka kriminalitas dengan melakukan pendekatan dan pembinaan kepada masyarakat serta terus melakukan upaya untuk memprotect kejahatan-kejahatan baru agar tidak terus berkembang menjadi trend negatif dalam lingkungan masyarakat guna terciptanyaketertiban dan ketenteraman ditengah-tengah masyarakat.
Perkembangan arus globalisasi dan informasi yang semakin terbuka dan transparan tentunya menjadi tantangan tugas yang dihadapi Polri bukan menjadi pekerjaan yang semakin ringan namun menjadi profesi yang semakin kompleks dalam mengemban amanah undang-undang untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dimana modus-modus kejahatan baru terus berkembang dan beraneka macam jenis kejahatan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat seakan-akan kejahatan juga berlomba-lomba tanpa henti untuk melakukan inovasi serta memperhalus modus kejahahatan guna mengelabui aparat penegak hukum, Polri tidak boleh tinggal diam dan pasif namun anggota Polri harus aktif dalam menyikapi dan memfilter trend-trend kejahatan tersebut hal ini tentunya bukan pekerjaan yang tidak mempunyai resiko namun pekerjaan yang sangat berisiko bahkan terkadang pekerjaan ini dapat mengancam keselamatan jiwa dan raga personiil Polri itu sendiri.
II.         Pembahasan
Masyarakat Modern dalam era transparansi dan globalisasi mulai terbebas dari belenggu dan kungkungan alam pemikiran yang sempit, masyarakat sudah mulai berani untuk berbicara dan mengatakan akan kebenaran yang menurut dia benar namun terhadap situasi-situasi tertentu keadaan tersebut belum sepenuhnya benar dimana masyarakat sendiri tekadang mencari pembenaran sendiri dan cenderung melegalkan perbuatan mereka yang walaupun menurut hukum positif perbuatan yang dilakukan itu salah namun upaya dan perbuatan mereka tersebut seolah-olah memaksakan dan menambrak norma-norma hukum yang sudah ada dan sudah diratifikasi oleh hukum dinegeri ini dan ini tentunya merupakan suatu pemaksaan hukum dan perlawanan terhadap hukum itu sendiri.
Terhadap perkembangan perilaku masyarakat tersebut tentunya harus disikapi dengan arif dan bijaksana oleh anggota Polri karena itu diperlukan sikap profesionalisme terhadap situasional tersebut, keadaan tersebut tidak bisa dihadapi dengan emosional atau melakukan tindakan arogansi karena ini suatu pembelajaran terhadap masyarakat bahwa hukum harus ditegakkan dengan asas keadilan bukan dengan pemaksaan, disinilah tantangan tugas Polri terus dituntut oleh masyarakat untuk betul-betul dapat memberikan perlindungan tanpa adanya diskriminasi dalam pelaksanaan dan penegakan hukum itu sendiri.
Melihat dan mencermati Situasional semacam ini tentunya dibutuhkan personil yang siap dan ready for use dalam menjawab tantangan tugas yang diamanatkan undang-undang kepada pundak insan-insan bhayangkara yang profesional, tegas dan humanis serta mempunyai Soliditas yang tinggi terhadap institusi Bhayangkara, suatu keadaan dan tantangan yang tidak mudah namun tentunya bukan juga sesuatu yang Imposible untuk dilakukan menurut hemat kami semua tergantung dari kesepahaman bersama dan niat tulus bahwa institusi Bhayangkara ini adalah milik masyarakat dan milik anggota Polri itu sendiri jadi ini menjadi tanggung jawab bersama untuk memajukan institusi ini bukan menjadi tanggung jawab individu-individu tertentu saja.
Dalam upaya mewujudkan Soliditas tentunya kita harus memulai dari hal yang mendasari soliditas tersebut yaitu sikap Disiplin terhadap semua kegiatan dan tanggung jawab yang diberikan, perlu kita pahami bersama bahwa Disiplin bukan miliknya Militer dan juga bukan orang-orang Disiplin itu identik dengan kekerasan namun disiplin ini adalah suatu kebutuhan dalam semua lini dan sendi-sendi yang mendasari kehidupan manusia sehingga Disiplin terkadang diidentikan dengan napas kehidupan manusia.
Dengan adanya disiplin maka akan tercipta situasi yang harmonis dan tertib keadaan seperti ini sangat diperlukan bagi institusi Polri karena beban tugas yang dihadapi mengharuskan untuk memiliki insan-insan Bhayangkara yang mempunyai disiplin diatas rata-rata manusia yang lain karena dengan adanya disiplin ini semua pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan akan membawa keberhasilan sehingga akan tercipta Soliditas yang sangat diperlukan dalam mengemban amanah untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri sebagaimana yang diamatkan oleh rakyat melalui undang-undang.
Soliditas Menurut kamus Bahasa indonesia berasal dari kata keadaan (sifat) solid (kukuh, berbobot, dsb). Dalam kaitan dengan tugas kepolisian soliditas ini merupakan suatu perbuatan untuk menciptakan sistem yang kokoh dan berbobot serta dapat bekerjasama dengan baik antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Dengan adanya soliditas organisasi ini maka akan dapat menjadi organisasi yang tangguh serta menjadi organisasi yang mumpuni dalam mengawal hukum yang berlaku dinegara indonesia ini serta terdiri-dari individu-individu yang mempunyai dedikasi dan loyalitas murni terhadap institusi Polri itu sendiri, pepatah mengatakan bahwa “sebuah tim yang terdiri dari individu-individu yang cerdik.... tidak lebih baik dari tim cerdik yang terdiri dari individu-individu”
Soliditas merupakan variabel yang sangat penting dalam mengembangkan institusi, para pelaku dalam institusi bisa datang darimana saja bisa organisasi yang berbeda namun setiap organisasi/ lembaga memiliki visi dan misi serta Goals (tujuan-tujuan) yang ingin dicapai, kemampuan setiap anggota didalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat dibutuhkan. Akan tetapi perpaduan antara kemampuan tiap orang (kompetensi) dengan hubungan interaksi antar mereka adalah sangat penting.
Dalam upaya membangun suatu soliditas diperlukan upaya-upaya bersama untuk mewujudkan menjadi suatu yang kenyataan,7 (tujuh) kunci membangun soliditas sebagai berikut :
1.         Ekspektasi terhadap pekerjaan dan hasilnya
Setiap anggota Polri perlu memahami mengapa mereka ditempatkan didalam suatu bagian/ seksi dan apa tujuannya apa misi dari pekerjaan yang diemban? Sejauhmana pembagian peran masing-masing personil pada bagian/ seksi tersebut, juga perlu selalu diingat bahwa kita bekerja sebagai sebuah tim sikap saling menghargaimenjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam hal ini hargailah setiap ide dan pendapat dari Personil yang lain.
2.         Komitmen
Setiap anggota Polri perlu memiliki komitmen yang sama, untuk mencapai misi satuan, sejauhmana kita memandang kontribusi kita terhadap satuan dan juga kemajuan diri sendiri? Berkontribusi sesuai kemampuan optimal, jangan merasa rendah diri terhadap rekan kerja, dengan begitu kita akan merasa lebih enjoy dalam menjalankan tugas yang diamanahkan kepada kita dan kita dapat focus menyelesaikan tugas kita.
3.         Kompetensi
Apakah kompetensi yang dimiliki telah merata atau cenderung didominasi oleh orang-orang tertentu dan yang lain hanya bekerja dibelakang? Sebaiknya setiap Personil memiliki kemampuan tertentu sehingga sebagai Tim akan memiliki kekuatan yang lebih besar lagi.

4.         Standar Operating Procedures (SOP)
Sejauh mana alur kerja yang kita jalani sekarang sudah efektif dan memberikan hasil yang baik? Untuk memastikannya, perlu dilihat apakah kita sudah memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, sesuai dengan peran dalam Tim apakah kita sudah bekerja sesuai dengan SOP? Jika terjadi sesuatu secara mendadak yang mengganggu alur kerja, kita dapat mendiskusikan bersama untuk mengantisipasinya jangan tunggu sampai terjadi masalah.
5.         Komunikasi
Sebuah tim tidak akan bisa bekerja optimal jika tidak ada komunikasi  yang baik didalamnya, untuk itu kita perlu memastikan bahwa hubungan antar Personil didasari oleh komunikasi antar Personil.
6.         Konsekuensi
Selalu pikirkan konsekuensi dari setiap tindakan terhadap diri sendiri, bagian/seksi, dan juga satuan. Apakah tindakan yang kita lakukan dapat berpengaruh pada personil yang lainnya? Bagaimana jika bagian/ seksi kita tidak berhasil menyelesaikan pekerjaan yang diberikan? Apa pengaruhnya bagi bagian/ seksi lain ?
7.         Reaksi terhadap perubahan
Sejalan dengan waktu, institusi dapat mengalami berbagai perubahan, itu bisa datang dari pimpinan, interaksi dengan pihak luar, dan kebijakan institusi/ lembaga sejauh mana kita dapat menghadapi perubahan itu hal ini perlu didiskusikan dengan serius bersama-sama melalui forum group discussion, gugus kendali mutu, atau in house training. Bahkan kegiatan outdoor seperti outbondpun dapat dijadikan ajang untuk membuka wawasan dengan cara pandang kita terhadap perubahan, disamping juga bermanfaat untuk mendekatkan para personil sehingga soliditas kerja tim dapat terbentuk.
III.        Penutup
Soliditas harus dipahami dan dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh Personil Polri karena organisasi yang besar seperti Polri soliditas sangat diperlukan karena dengan adanya soliditas maka satuan Polri akan menjelma menjadi suatu kekuatan yang luar biasa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk menciptakan keamanan dan ketertiban ditengah-tengah masyarakat sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang.
Soliditas ini harus terus ditanam dan dipupuk dalam hati setiap insan bhayangkara agar dapat kita petik buah-buah keberhasilan dan kesuksesan bersama dalam pelaksanaan tugas supaya Polri semakin dicintai dan dibutuhkan oleh masyarakat sehingga akan ada rasa rindu terhadap kehadiran sosok anggota Polri ditengah-tengah mereka sehingga kehadiran Polri akan membawa kedamaian dan ketentraman dalam setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat, memang bukan sesuatu yang gampang dan mudah namun bukan pula sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan dengan semangat kebersamaan dan rasa memiliki semua tidak ada yang mustahil untuk dilaksanakan.

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Berita Nasional