Wednesday 2 July 2014

SILAHTURAHIM DENGAN WARGA SUKU ANAK DALAM JAMBI

OLEH NY.TITIN SATRIYA HARI PRASETYA
KETUA BHAYANGKARI DAERAH JAMBI


Inilah kesempatan ketiga saya berkumjung ke Daerah Suku Anak Dalam di Desa Air, 
Hitam, Sarolangun, Jambi. Empat tahun lalu saya melakukan kunjungan pribadi ke daerah Suku 
Anak Dalam, ketika itu saya Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Jambi. 
Kesempatan kedua, saat saya sebagai Ketua Bhayangkari Daerah Jambi bersama 
pengurus daerah Bhayangkari daerah Jambi, pengurus cabang Bhayangkari Sarolangun, 
tim penggerak PKK Kabupaten Sarolangun, serta tim medis Kabib Dokkes Polda Jambi, 
mengadakan kegiatan bakti sosial kesehatan dan memberikan bantuan sembako kepada Warga 
Suku Anak Dalam di Desa Air Hitam, Sarolangun, Jambi. Dan inilah kesempat ketiga, yakni 
pada tanggal 7 maret 2014, saya kembali mengunjungi daerah itu dan bersilahtirahim dengan 
warga desa dan tokoh masyarakat.
 Tulisan ini adalah pengalaman pribadi saya melihat dari dekat Suku Anak Dalam dari 
tiga kali kunjungan. Perbedaan yang saya lihat ketika empat tahun lalu, saat itu anak-anak masih 
belajar di pendopo, sekarang sudah lebih baik karena sudah didalam kelas. Perbedaan lainnya, 
saat melintas di desa tersebut, saya mulai melihat ada beberapa bangunan rumah tinggal Warga 
Suku Anak Dalam.
 Sebagaimana kita ketahui sebelumnya suku ini sering berpindah-pindah tempat tinggal. 
Rumah itu terbuat dari kayu, ada rumah panggung dan ada juga rumah atapnya rumbia. Yang 
masih sama dari empat tahun lalu adalah belum adanya sentuhan penerangan listrik, juga kondisi 
jalan ke desa itu masih tetap memprihatikan. Sebagai perempuan saya juga merasa prihatin, 
melihat keberadaan perempuan muda di desa itu yang umumnya kawin muda. Beberapa anak 
perempuan yang saya jumpai empat tahun lalu, ternyata sudah menjada di usia muda. Untuk 
sampai kedaerah ini Kota Jambi ditempuh waktu sekitar 4,5 jam dengan naik kendaraan roda 
empat. Dari kota Jambi menuju Kabupaten Sarolangun jarak tempuh 179 km atau ditempuh 
sekitar tiga jam. 

Kondisi jalan yang kami lalui ke desa ini masih jalan tanah, di beberapa jalan rusak 
dibentangkan kayu dan papan agar bisa dilewati kendaraan. Kalau musim hujan jalanan tambah 
rusak, hanya bisa dilewati mobil double cabin.
Di desa tersebut kami disambut layaknya tamu. Di tempat itu sudah berkumpul Warga Suku 
Anak Dalam, termasuk anak-anak menyambut kehadiran kami dengan riang, “wajib bagi kami 
menghormati tamu yang masuk kedaerah kami. Sebagai penghormatan, kami menyambut tamu 
dengan Tari elang dan sialat siamang,” ujar H.Tarib, tokoh kelompok Suku Anak Dalam Air 
Hitam yang pernah menerima penghargaan kapaltaru dari Presiden SBY tahun 2006 dengan 
ramah.

Menurut Tarib pengelompokan SAD di kawasan TNBD dibagi empat kelompok. Masing-masing 
kelompok, papar tarib terdiri dari sekitar 20-30 bubung (kepala keluarga), yakni:
1. Kalompok SAD di Desa Air Hitam, Kecamatan Air Hitam terdapat tiga Temenggung, 
yaitu Temenggung Pemayung, Betraing dan Majil.
2. Kelompok SAD di Makekal terdapat empat Temenggung, yaitu Temenggung Grip, 
Jelitai, Ngadap dan Ngukir.
3. Kelompok SAD di Kejasung Besak terdapat tiga Temenggung, yaitu Temenggung 
Celetai, Merimbun dan Meladang.
4. Kelompok SAD di Kejasung Kecik terdapat empat Temenggung, yaitu Temenggung 
Ngamai, Ngiram, Terap dan Maritua.
Polpulasi Suku Anak Dalam
Berdasarkan data survey Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi pada tahun 2010, 
jumalah Suku Anak Dalam di Dearah Jambi menyebar di beberapa kawasan. Diantaranya 1.689 
jiwa menepati kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), 1646 jiwa menyebar di jalur 
lintas tengah Sumatra, dan 527 jiwa lainnya berada di bagian selatan Taman Nasional Bukit 
Tigapuluh (TNBT).
Selain TNBD, kelompok orang rimba tersebar di Bayung Lincir, Sumatra Selatan, sekitar 8000 
orang. Mereka hidup di sepanjang aliran sungai Bayung Lincir, Sungai Lilin, dan Sungai Bahar. 
Kelompok lainnya menepati Taman Nasional Bukit Tigapuluh, sekitar 5000 orang. “orang 
Rimba butuh sentuhan pendidikan dan penyuluhan cara hidup bersih, sehingga mereka tidak 
beda dengan orang Indonesia lainnya,” ujar Tarib
Demikian sekilas cerita saya tentang Suku Anak Dalam di Desa Air Hitam. Semoga kisah ini ada 
manfaatnya bagi pembaca tercinta.(pewarta de2n)

Wednesday 4 June 2014

Kosan Milik Ketua DPRD Kota Jambi di Razia Satpol PP

Anggota TIM gabungan satpol PP kota Jambi bersama petugas TNI, BNN dan Dinas Sosial kota Jambi Rabu pagi ini, melakukan Razia kos-kosan. Razia dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB sebagai kegiatan rutin terpadu tersebut tersebar disejumlah wilayah kota Jambi.
Awal razia petgas gabungan yang terdiri atas 4 tim itu, tim satu memulai razia dengan mendatangi kosan Kos Desy yang terletak di Jalan. A thalib, Pematang Sulur, kecamatan Telanaipura Jambi milik Ketua DPRD Kota Jambi.
Saat mendatangi tempat tersebut petugas awalnya kesulitan untuk memeriksa kosan karena dijaga oleh petugas kepolisian. Namun karena sudah menunjukan surat tugas akhirnya diperbolehkan melakukan razia. Jangan untuk menemukan pasangan diluar nikah ditempat ini, pintu saja saat digedor tidak dibuka penghuni kost.
Setelah beberapa menggedor dan tidak direspon maka akhirnya petugas bertolak ketempat lain.
Kasat POL PP Kota Jambi Irwansyah Rabu, (4/06) mengatakan Rizia Terpadu yang digelar pihaknya bersama tim gabungan TNI, Polri, dan Dinas Sosial kota Jambi di sejumlah tempat kos-kosan di wilayah kota Jambi dari pagi hingga siang ini berjumlah 27 Orang.
Dikatakan kasat, dari puluhan orang yang diamankan itu terdiri atas 16 Orang Wanita dan 11 orang Pria.
"Mereka sudah dibawa ke kantor dan dilakukan pendataan serta pembinaan semuanya ada 27 orang. Untuk yang kasus togel akan di tindak lanjuti oleh oleh petugas kepolisian," Imbuh kasat di kantor Satpol PP usai pelaksanaan Razia.
Powered by Blogger.

Berita Nasional